Teori Film

Senin, 18 Juni 2012

'Mikrokoseme' Memento' (Puput)



Secara sederhana mikrokosme boleh diartikan sebagai sebuah miniatur yang mewakili keseluruhan. Sebuah bentuk yang kecil yang mana adalah bagian dari bentuk yang besar sudah cukup untuk mewakili bentuk yang besar itu. Seperti sebuah kesimpulan dari sebuah karya tulis. Kesimpulan yang mungkin hanya beberapa lembar itu sudah dapat mewakili sekian banyak lembar dari karya tulis.

Dalam film, mikrokosme juga kerap kali ada pada sebuah film. Mikrokosme biasanya diletakkan di awal film, agar penonton sudah mengetahui sejak dini  film seperti apa yang nantinya akan di tonton. Termasuk dalam film Memento ini, didalamnya sudah terdapat mikrokosme yang memperlihatkan rangkuman dari keseluruhan film. Mikrokosme dalam film ini diletakkan pada awal film.
Untuk membaca mikrokosme sebuah film dapat dilihat dari elemen- elemen terpenting yang membangun sebuah film. Yaitu naratif, mise en scene, sinematografi, editing dan suara. Semua elemen itu harus diperhatikan satu- persatu dengan teliti. Karena dalam film semua elemen itu pasti mempunyai fungsi dan saling mendukung satu sama lain, kecuali pembuat yang tidak akan hal ini.

Dalam film Memento, mikrokosmenya dapat dilihat pada awal film ketika adegan Lenny sang tokoh utama menembak Teddy. Teddy yang seketika itu juga roboh karena peluru lang sung mengeluarkan darah yang memnggenangi lantai. Kemudian Lenny memotret mayat itu, dan melihat hasil fotonya. Setelah itu hasil fotonya sudah jelas, tiba- tiba hasil fotonya kembali lama- kelamaan hilang. Darah yang mengalir di lantai berbalik kembali ke tubuh Teddy. Tubuh Teddy kembali berdiri, dan berlanjut terus sampai pada posisi semula yaitu Lenny mengacungkan pistol ke arah Teddy.

Teori dan Metodologi

Uraian tentang Mikrokosme tersebut diataslah salah satu teori yang saya gunakan untuk menganalisa semiotika film Memento ini. Saya hanya menggunakan mikrokosme film memento untuk menganalisa keseluruhan film ini sebagai metodenya. Jadi hanya melalui mikrokosmenya saja saya akan menguraikan makna yang terkandung dalam film memento, tentunya dengan menggunakan pakem yang sudah ada tentang bagaimana menganalisa semiotika sebuah film.
Selain itu saya juga menggunakan teori Christian Metz tentang analisa semiotika di ambil dari beberapa tulisannya.  Selain menggunakan metode mikrokosme, saya juga menggunakan metode yang seperti dalam tulisan Christian Metz yaitu menggunakan master codenya. Adalah terbagi menjadi lima jalur pesan, yaitu:

1.      gambar ( fotografis dan movement )
2.      speech/ audio
3.      music
4.      noise
5.      written text
melalui lima jalur pesan inilah saya akan menganalisa semiotika film memento lewat mikrokosmenya. Kemudian untuk lebih jelasnya lagi saya akan memecah lima jalur pesan ini atau yang bisa juga disebut master code menjadi sub code sampai minimal unit. Untuk metode ini saya menggunakan campuran dua metode yaitu metode Metz dan metode Bordwell  

PEMBAHASAN

Mikrokosme dalam film Memento ada di awal film, yaitu berstatus scene. Karena scene mikrokosme itu terdiri dari beberapa shot, maka dalam membahas semiotoka film ini adalah dengan memecah satu scene mikrokosme tersebut menjadi beberapa shot. Sedangkan scene mikrokosme ini terdiri dari empatbelas shot. Ada baiknya sebelum menguraikan berdasarkan shot, akan di berikan deskripsi adegannya terlebih dahulu.

“ sebuah tangan sedang memegang hasil foto Polaroid bergambar mayat yang tertelungkup bersimbah darah. Ketika hasil foto itu dikibaskan, hasil menjadi pudar. Lalu makin sering dikibas gambarnya makin hilang, sampai akhirnya hilang sama sekali. Kemudian gerakan rewind hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan keluarnya cahaya flash dari kamera tersebut, dan  sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali ke tempatnya yaitu saku sang tokoh. Kemudian masih dalam gerakan rewind, pistol yang tadinya ada di lantai menjadi kembali ketangan tokoh, dari sang korban bergerak naik, selongsong peluru kembali ke magazinnya, kacamata korban balik ke posisinya, dan selanjutnya sang tokoh menembak korbannya yang saat itu juga langsung berteriak “.   

Setelah diberikan deskripsi adegan pada scene, barulah dapat dimulai analisa berdasarkan shot- shot yang ada dalam scene tersebut. Yang mana shot- shot itu diurutkan berdasarkan adegan yang ada dari awal sampai akhir scene, tentunya didahului dengan deskripsi shot.

  1. sebuah tangan sedang memegang hasil foto Polaroid bergambar mayat yang tertelungkup bersimbah darah. Ketika hasil foto itu dikibaskan, hasil menjadi pudar. Lalu makin sering dikibas gambarnya makin hilang, sampai akhirnya hilang sama sekali.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: diam/ still
Angle: high angle
Type of shot: close up
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame
Figure expressions & movement: mengibas- ngibas hasil foto
Property: hasil foto Polaroid
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda Tanya.

Noise: suara kibasan foto Polaroid

Written text: tittle yang biasa ada pada awal film, bertuliskan kru inti pembuat film ini.

  1. gerakan rewind hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan keluarnya cahaya flash dari kamera tersebut, dan  sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali ke tempatnya yaitu saku sang tokoh

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: follow subject
Angle: eye level
Type of shot: medium
Lighting: key dari kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions & movement: hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan keluarnya cahaya flash dari kamera tersebut, dan  sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali ke tempatnya yaitu saku sang tokoh. 
Property: hasil foto Polaroid dan kamera Polaroid
Kostum: setelan jas
Make up: terdapat cipratan darah pada wajah
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: suara hasil foto Polaroid keluar dari kameranya, suara kamera sedang memotret, suara flash

Written text: tidak ada.

  1. wajah tokoh penembak yang berlumuran oleh cipratan darah.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: eye level
Type of shot: close up
Lighting: key dari kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions & movement: sedikit tegang karena habis membunuh seseorang.
Property: tidak ada
Kostum: setelan jas
Make up: terdapat cipratan darah pada wajah
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. darah si korban yang berlumuran di lantai bergerak kea rah sebaliknya.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: posisi memutar 180 °.
Type of shot: close up
Lighting: backlight
Figure expressions & movement: - .
Property: darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. selongsong peluru tergeletak di lantai

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: high angle
Type of shot: close up
Lighting: backlight
Figure expressions & movement: - .
Property: selongsong peluru
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. kacamata korban tergeletak di lantai yang di penuhi dengan darah.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: high angle
Type of shot: close up
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions & movement: - .
Property: kacamata dan darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. mayat korban tergeletak dilantai yang dipenuhi darah dengan kacamatanya disampingnya.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: high angle
Type of shot: medium
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions & movement: tokoh mayat tergeletak
Property: kacamata dan darah
Kostum: jaket
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. tokoh penembak menunduk menyambut pistol yang ada di lantai sampai kembali ke tangannya.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: low angle
Type of shot: medium
Lighting: key dari kanan frame, fill dari kiri frame.
Figure expressions & movement: tokoh penembak menunduk menyambut pistol yang ada di lantai sampai kembali ke tangannya
Property: pistol
Kostum: setelan jas
Make up: terdapat cipratan darah pada wajah.
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. selongsong peluru yang ada di lantai bergerak naik.

 Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: high angle
Type of shot: close up
Lighting: backlight
Figure expressions & movement: selongsong bergerak naik.
Property: selongsong peluru
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. kacamata korban yang tergeletak di lantai bergerak naik, darah yang berceceran juga bergerak naik.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: high angle
Type of shot: close up
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions & movement: darah dan kacamata bergerak naik.
Property: kacamata dan darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: room tone

Written text: tidak ada.

  1. tubuh tokoh penembak bergetar karena habis menembak.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: follow subject
Angle: eye level
Type of shot: medium
Setting: rumah kosong
Lighting: key dari kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions & movement: tubuh tokoh penembak bergetar karena habis menembak. 
Property: pistol
Kostum: setelan jas
Make up: terdapat cipratan darah pada wajah
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: sisa- sisa suara tembakan.

Written text: tidak ada.

  1. selongsong peluru masuk kembali ke magazinnya.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: eye level
Type of shot: close up
Lighting: key dari kanan frame, fill dari kiri frame.
Figure expressions & movement: selongsong peluru masuk kembali ke magazinnya.
Property: selongsong peluru dan pistol.
Kostum: -
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: suara selongsong peluru keluar dari magazinnya.

Written text: tidak ada.

  1. tokoh penembak menembak korbannya.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: eye level
Type of shot: medium
Setting: rumah kosong
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions & movement: tokoh penembak menembak korbannya.
Property: selongsong peluru, pistol dan kacamata.
Kostum: setelan jas dan jaket
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tidak ada

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: suara tembakan.

Written text: tidak ada.

  1. tokoh penembak menembak korbannya yang langsung berteriak.

Gambar.
Lensa: tele
Camera movement: still
Angle: eye level
Type of shot: medium
Setting: rumah kosong
Lighting: key dari kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions & movement: tokoh penembak menembak korbannya.
Property: selongsong peluru, pistol dan kacamata.
Kostum: setelan jas dan jaket
Make up: -
Special movement: rewind

Speech: tokoh korban yang berteriak.

Musik: untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.

Noise: suara tembakan.

Written text: tidak ada.

KESIMPULAN

Demikianlah pemecahan scene mikrokosme film memento yang saya bagi berdasarkan shot. Setelah shot- shot itu kembali di pecah menjadi mastercode sampai minimal unit, barulah dapat dilakukan analisa terhadap film tersebut. Saya akan berusaha membuka arti dari film memento ini secara general, karena walaupun dipecah sampai sekecil apapun maka maksud keseluruhannya adalah sama. Yang akan saya lakukan adalah menganalisa menggunakan mastercodenya, yaitu lima jalur pesan yang telah saya jabarkan di atas. Sekali lagi saya tekankan, analisa ini adalah secara general berdasarkan scene awal film memento melalui lima jalur pesan menurut Christian Metz.

Gambar.
Jalur pesan yang pertama ini saya bagi menjadi dua yaitu fotografis dan movement. Dalam hal fotografis, ke konsistenan scene ini adalah dalam hal penggunaan lensa. Lensa tele digunakan dalam seluruh shot di film ini. Mengacu pada efek yang di timbulkan oleh lensa tele, maka dapat di artikan bahwa segala sesuatu itu tidak dapat kita ketahui sepenuhnya dan bahwa masih banyak rahasia di sekitar kita. Sedangkan ke konsistenan dalam hal movement adalah scene ini bergerak rewind. Ini berarti berhubungan dengan waktu. Sudah sejak dahulu diketahui bahwa waktu tidak selalu berjalan maju atau linier, waktu bisa saja non linier.

Speech
Untuk jalur pesan yang satu ini saya tidak dapat menulis terlalu banyak karena dalam scene ini speech tidak mendominasi, malahan hanya ada beberapa detik di akhir scene dan hanya diucapkan oleh satu tokoh. Ucapan itu adalah ketika korban hendak ditembak, sedangkan kata yang diucapkannya adalah “what?”. Ini berarti ada di dalam hidup kita semacam kejutan- kejutan yang kita sendiri tidak akan menyangkanya sampai kita berkata “apa?”

Music
Digunakan untuk meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya. Seperti hidup, selalu penuh misteri.

Noise
Scene ini noise yang paling sering digunakan adalah room tone. Room tone adalah atmosfer pada ruang tertutup, hanya itu. Tidak ada bisa menjelaskan suara apa itu, jawabannya hanya room tone. Artinya adalah segala sesuatu itu tidak semuanya bisa dipastikan, yang ada hanyalah kemungkinan.

Written Text.
Jalur pesan yang terakhir ini hanya ada pada shot pertama, tulisannya adalah para kru inti pembuat film ini. Yang kita tau adalah nama dan posisi mereka, kita tidak melihat wajah mereka. Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu itu tidak dapat kita ketahui sepenuhnya dan bahwa masih banyak rahasia di sekitar kita.

Seperti setiap analisa semiotika film yang bersifat subjektif, maka begitulah analisa film memento ini.  






3 komentar:

  1. penulis tulisan diatas adalah Saudari Puput... share disini tulisannya gak apa2 ya put?? piss

    BalasHapus
  2. Puput (Kus Pujiati) alumni IKJ, KAjian Cinema. sekarang lagi di Sorbone Prancis... keren yah

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus