Teori Film

Minggu, 31 Januari 2010

Kesimpulan dari tulisan (mencari Identitas Auteur film Nasional)


A. Auteur dan Kontekstual.
Film film Rako dalam kontekstual berbicara Author as social subject, bahwa sutradara adalah subject dalam melihat dan merepresentasikan sebuah issue sosial, Faktor subjektifitas social tersebut melahirkan seperangkat konsep, gagasan, struktur maupun formasi ideologis yang merupakan refleksi kegelisahan seorang author atau sutradara atas gejala social politik ditempat dia berada yang terkadang mengakibatkan polemic tertentu yang berujung pada terbentuknya pada peleburan visi, polemik yang dihadapinya adalah multikultur.

Mencari identitas Auteur film Nasional (draft#5. final draft)


Sebelumnya saya sangat berterimakasih kepada Rako Prijanto atas wacana dan dialognya, serta dosen pembimbing penulisan ini

I. Pendahuluan
Dalam film kritik pada era tahun 1950-an, berkembang teori Auteur menyatakan bahwa sutradara film harus mencerminkan bahwa visi kreatif pribadi, ia adalah sosok primer auteur dalam film, dan hukum auteur: mengisyaratkan bahwa kreator film/sutradara merupakan seniman dari karya film. Karena dalam beberapa kasus, produser film lah yang dianggap sebagai auteur untuk film-film yang telah mereka karyakan. Di bawah ‘hukum’ Uni Eropa, sutradara film akan selalu dianggap sebagai penulis atau salah satu penulis dari sebuah film, dan inilah yang berupaya diperjuangkan oleh para filmaker dan kritikus seperti New Wave Prancis.

Minggu, 24 Januari 2010

konsistensi tematik film film Rako (draft#4)


C. Auteur dan Tematik.
Keistimewaan film film yang dibesut oleh Rako Prijanto merupakan implisitas penjabaran multikulturalisme sebagai salah satu payung besarnya kedalam kompleksivitas ruang film. Ia mengusung polesan status sosial tertentu yang dianggap bertolak belakang, atau melihat kembali budaya yang berusaha disingkirkan. sebagai salah satu bentuk yang bisa menempati ruang didalam film. Melalui film, ia berbicara sebagai generasi muda dalam melihat keragaman kultur dan status yang dimiliki Indonesia, dengan berlatar bahwa Indonesia adalah negara multi etnis, ras, dll, yang notabene sering menjadi konflik perpecahan, cara pandang dan bersikap. Hal ini dapat terlihat dari konsistensi tematik dan karakter dalam film filmnya.

Naratif dan stylistik film-film RAko (draft#4)

D. Auteur dan Naratif.
Secara keseluruhan, pola dari struktur naratif ke-9 film Rako menggunakan ‘struktur Hollywood klasik’, dan merupakan bentuk naratif yang paling umum digunakan dalam menuturkan sebuah cerita. Perpaduan antara hubungan sebab akibat yang logis menjadi sebuah kunci utama disamping kejelasan ruang waktu. Tokoh-tokoh dalam cerita dibuat sedemikian rupa lengkap dengan goal, need, desire yang ingin dicapai. Sehingga akan terlihat dengan jelas mana tokoh yang berkarakter protagonis dan mana tokoh yang berkarakter antagonis. Hingga nanti pada akhir dari cerita akan diperoleh sebuah ending sebagai penutup cerita dimana tokoh telah mendapatkan sebuah keadaan, apakah segala goal, need, desire yang diinginkan tersebut tercapai atau tidak.