Teori Film

Senin, 19 Juli 2010

Film Expo Asia Bangkok-2010. #1



Sebenarnya cukup membanggakan bisa berpartisipasi di ajang sebuah Film Festifal bertaraf Internasional, namun tidak pentinglah membicarakan kebanggaan tersebut. Yang penting bisa makan, ada Bini ada Anak itu sudah cukup.

Film Expo Asia (FEA 2010) di Bangkok merupakan sebuah rangkaian acara yang bisa dibilang pertama kali diadakan di ajang film festifal, karena semua peserta yang ada harus mempresentasikan ide mereka sebelum terpilih untuk bisa mengikuti rangkaian acara ini. Tercatat ada 99 tim (50 negara) yang berhak mendapat kehormatan untuk membuat film pendek di Thailand, dan Indonesia sendiri diwakilkan 2 kontestan. Oleh karena ajang ini adalah ajang bagi para pelajar film, maka Kami (Bajing-Say) mengatasnamakan IKJ sebagai institusi, sedangkan tim sebangsa berasal dari Jogja (UGM-ISI).



Film Expo Asia 2010 mengangkat tema ‘Living Faith of The Beloved King’ dengan konsep utamanya ‘Charisma of Thai’s heart’. Dengan tema tersebut Tim Bajing-Say mengangkat cerita yang berjudul ‘The ADDRESS’ tentang sebuah keluarga sederhana yang berusaha menolong seorang turis Afrika mencari sebuah alamat.



Tanggal 7 juli
Saya dan Harvan (sutradaranya) berangkat dari Jakarta menuju Bangkok dengan tiket pesawat Garuda yang telah disiapkan oleh panitia FEA hingga tanggal 11 agustus 2010. Mendarat di bandara Suvarnabhumi kami langsung disambut oleh panitia dari FEA, setelah menunggu beberapa kontestan dari negara lain, kamipun berjumpa dengan tim dari Jogja, adapula filmmaker cewe dari Malaysia, namanya Minh, Lee dari Korea, serta beberapa peserta dari Filipina, US, dan Irlandia.

Bus menuju Hotel Ambassador tempat dimana pembukaan FEA, selama perjalanan terlihatlah kota Bangkok yang saya rasa lebih berkembang dari Jakarta dari segi infrastrukturnya, meskipun begitu macetnya lebih parah dari Jakarta. Setiba di Ambassador, kami lalu disambut panitia untuk registrasi ulang kelengkapan data dan sebagainy, kemudian mendapat kamar 260 untuk menginap selama dua hari hingga pembukaan FEA.
Malam harinya, satu lagi tim Bajing-Say datang dari Jakarta, namanya Pisanu alias Nod, dia ini warga negara Thailand, yang berdomisili di Jakarta sejak SMU. Peran teman kami ini sangat sentral, oleh karena kemampuan bahasanya sangat baik (Indonesia, Inggris dan Thailand) Nod, inilah yang membuat pengeluaran kami lebih hemat oleh karena ia tahu tempat makanan yang lumayan murah dan halal tentunya. Dan meskipun dia berkebangsaan Thailand namun dikompetisi ini, Ia mewakili Nusantara.

Tanggal 8 Juli
Competitors Orientation ‘Film Expo Asia, 2010’. The world finest short film competition dimulai tepat jam 14.00. Acara ini terbilang mewah, dengan menampilkan beberapa tokoh penting, selebritis setempat dan para filmmaker ternama, tak luput para filmmaker Ong Bak turut hadir. Setelah acara dibuka oleh Mr. Chavalit Saleepol, dan Mr. Sirat Nuthniyom selaku presiden dan project manager dari FEA, kesempatan kemudian diberikan kepada peserta untuk mengorientasikan dan bertanya tentang apa saja keperluan mereka. Dari ajang ini setiap peserta berhak untuk syuting dimana saja di negeri tersebut, panitia memberikan beberapa alternative lokasi dari 17 propinsi, peserta juga mendapat fasilitas kendaraan plus driver dari Toyota dari tgl 8-27 juli, untuk keperluan dari pra hingga post produksi, 500$ US dan Production assistant dari mahasiswa setempat untuk membantu kelancaran komunikasi, dsb.
Driver kami, kami panggil dengan nama Pa’Ed. tebakan saya, ia orang Thai dengan ras oriental, ia seorang Buddha dan bekerja di Toyota, sedangkan PA kami bernama Azhar dengan ras melayu-India, ia berasal dari Thailand Selatan yang mayoritas Muslim yang masih berkuliah disalahsatu Universitas dengan minat Psikologi. Kami mendapat nomer urut 18 dari 99 tim yang ada.

Malam harinnya acara makan malam bersama sekaligus foto bersama, disini kami bertemu dengan staff dari kedubes RI di Thailand, pak Suargana Pringganu. Dan saya melihat setiap perwakilan Duta Besar tiap kontestan ada diacara ini, hingga acara penutupan yaitu pelepasan secara simbolis mobil Toyota dari nomer urut 1 hingga 99.
Setelah seluruh rangkaian acara selesai kami bertiga (saya, harvan dan Nod) langsung menuju sebuah kafe berirama Jazz didepan Hotel,(duit masih kenceng boss) untuk membicarakan konsep dan teknis syuting, dimulai dari pencarian lokasi dan casting pemain. CafĂ© ini bernama Rosableng Restaurant, dengan memesan Black Label 50cl dengan kadar alcohol 40% , serta susu sapi dan air mineral, kamipun memulai pembahasan. Diiringi lagu ‘Give Me the Night’ George Benson, matapun udah celeng, ada juga salah satu kontestan dari Bangkok duduk di bangku sebelah, salah satunya maboook, cewe pula, sempak putuhnya berglaweran kemana mana, buset.. tuh baju apa ikat kepala buat demo.. suasana eksterior yang cukup elegan, ada pohon kamboja, Foto raja terpampang diatas bangunan kafe,. Lelah juga hari ini, dari pagi hingga acara pembukaan selesai Batik yang kukenakan tidak pernah lepas.. lumayan panas bos, tapi gak apa apa, karena Cuma saya sendiri yang memakai Batik di acara tersebut, yang notabene salah satu identitas Nusantara, meskipun saya bukan Jawa saya bangga memakainya….. selepas itu kekamarpun tidur, sambil sekali kali digombalin sama panitia FEA yang lucu lucu… bukan saya tapi Nod, karena doi jago ngomong Thai…malam ini tidur besok chek Out, nyari Apartemen buat sebulan, bayar sendiri bos, gak ditanggung termasuk makan sebulan… tapi gpp yang penting Hepi.. mulai tidur…(kangen sama anakku, ntar namanya siapa ya???) to be continued…

Monday, Juli, 19 2010 (Hujan dari jam 6 pagi)
SARANROM MANSION 50 Tiemruammirt Rd., Huaykwang, Bangkok 10900 THAILAND02 248 7771 - 4

1 komentar:

  1. do the best bro, and beware of the dog. "merdeka"

    BalasHapus