Secara sederhana mikrokosme boleh diartikan sebagai sebuah miniatur yang
mewakili keseluruhan. Sebuah bentuk yang kecil yang mana adalah bagian dari
bentuk yang besar sudah cukup untuk mewakili bentuk yang besar itu. Seperti
sebuah kesimpulan dari sebuah karya tulis. Kesimpulan yang mungkin hanya
beberapa lembar itu sudah dapat mewakili sekian banyak lembar dari karya tulis.
Dalam film, mikrokosme juga kerap kali ada pada sebuah film. Mikrokosme
biasanya diletakkan di awal film, agar penonton sudah mengetahui sejak
dini film seperti apa yang nantinya akan
di tonton. Termasuk dalam film Memento ini, didalamnya sudah terdapat
mikrokosme yang memperlihatkan rangkuman dari keseluruhan film. Mikrokosme
dalam film ini diletakkan pada awal film.
Untuk membaca mikrokosme sebuah film dapat dilihat dari elemen- elemen
terpenting yang membangun sebuah film. Yaitu naratif, mise en scene,
sinematografi, editing dan suara. Semua elemen itu harus diperhatikan satu-
persatu dengan teliti. Karena dalam film semua elemen itu pasti mempunyai
fungsi dan saling mendukung satu sama lain, kecuali pembuat yang tidak akan hal
ini.
Dalam film Memento, mikrokosmenya dapat dilihat pada awal film ketika
adegan Lenny sang tokoh utama menembak Teddy. Teddy yang seketika itu juga
roboh karena peluru lang sung mengeluarkan darah yang memnggenangi lantai.
Kemudian Lenny memotret mayat itu, dan melihat hasil fotonya. Setelah itu hasil
fotonya sudah jelas, tiba- tiba hasil fotonya kembali lama- kelamaan hilang.
Darah yang mengalir di lantai berbalik kembali ke tubuh Teddy. Tubuh Teddy
kembali berdiri, dan berlanjut terus sampai pada posisi semula yaitu Lenny
mengacungkan pistol ke arah Teddy.
Teori dan Metodologi
Uraian tentang
Mikrokosme tersebut diataslah salah satu teori yang saya gunakan untuk
menganalisa semiotika film Memento ini. Saya hanya menggunakan mikrokosme film
memento untuk menganalisa keseluruhan film ini sebagai metodenya. Jadi hanya
melalui mikrokosmenya saja saya akan menguraikan makna yang terkandung dalam
film memento, tentunya dengan menggunakan pakem yang sudah ada tentang
bagaimana menganalisa semiotika sebuah film.
Selain itu saya juga
menggunakan teori Christian Metz tentang analisa semiotika di ambil dari
beberapa tulisannya. Selain menggunakan
metode mikrokosme, saya juga menggunakan metode yang seperti dalam tulisan
Christian Metz yaitu menggunakan master codenya. Adalah terbagi menjadi lima
jalur pesan, yaitu:
1. gambar ( fotografis dan movement )
2. speech/ audio
3. music
4. noise
5. written text
melalui lima jalur
pesan inilah saya akan menganalisa semiotika film memento lewat mikrokosmenya.
Kemudian untuk lebih jelasnya lagi saya akan memecah lima jalur pesan ini atau
yang bisa juga disebut master code menjadi sub code sampai minimal unit. Untuk
metode ini saya menggunakan campuran dua metode yaitu metode Metz dan metode
Bordwell
PEMBAHASAN
Mikrokosme dalam
film Memento ada di awal film, yaitu berstatus scene. Karena scene mikrokosme
itu terdiri dari beberapa shot, maka dalam membahas semiotoka film ini adalah
dengan memecah satu scene mikrokosme tersebut menjadi beberapa shot. Sedangkan
scene mikrokosme ini terdiri dari empatbelas shot. Ada baiknya sebelum menguraikan berdasarkan
shot, akan di berikan deskripsi adegannya terlebih dahulu.
“ sebuah tangan
sedang memegang hasil foto Polaroid bergambar mayat yang tertelungkup bersimbah
darah. Ketika hasil foto itu dikibaskan, hasil menjadi pudar. Lalu makin sering
dikibas gambarnya makin hilang, sampai akhirnya hilang sama sekali. Kemudian gerakan
rewind hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan keluarnya
cahaya flash dari kamera tersebut, dan
sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali ke tempatnya yaitu saku
sang tokoh. Kemudian masih dalam gerakan rewind, pistol yang tadinya ada di
lantai menjadi kembali ketangan tokoh, dari sang korban bergerak naik,
selongsong peluru kembali ke magazinnya, kacamata korban balik ke posisinya,
dan selanjutnya sang tokoh menembak korbannya yang saat itu juga langsung
berteriak “.
Setelah diberikan
deskripsi adegan pada scene, barulah dapat dimulai analisa berdasarkan shot-
shot yang ada dalam scene tersebut. Yang mana shot- shot itu diurutkan
berdasarkan adegan yang ada dari awal sampai akhir scene, tentunya didahului
dengan deskripsi shot.
- sebuah tangan sedang memegang hasil foto Polaroid bergambar mayat yang tertelungkup bersimbah darah. Ketika hasil foto itu dikibaskan, hasil menjadi pudar. Lalu makin sering dikibas gambarnya makin hilang, sampai akhirnya hilang sama sekali.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
diam/ still
Angle: high angle
Type of shot:
close up
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame
Figure expressions
& movement: mengibas- ngibas hasil foto
Property: hasil
foto Polaroid
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda Tanya.
Noise: suara kibasan foto
Polaroid
Written text: tittle yang
biasa ada pada awal film, bertuliskan kru inti pembuat film ini.
- gerakan rewind hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan keluarnya cahaya flash dari kamera tersebut, dan sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali ke tempatnya yaitu saku sang tokoh
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
follow subject
Angle: eye level
Type of shot:
medium
Lighting: key dari
kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions
& movement: hasil foto masuk kembali kedalam kamera dilanjutkan dengan
keluarnya cahaya flash dari kamera tersebut, dan sampai pada kamera Polaroid tersebut kembali
ke tempatnya yaitu saku sang tokoh.
Property: hasil
foto Polaroid dan kamera Polaroid
Kostum: setelan
jas
Make up: terdapat
cipratan darah pada wajah
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: suara hasil foto
Polaroid keluar dari kameranya, suara kamera sedang memotret, suara flash
Written text: tidak ada.
- wajah tokoh penembak yang berlumuran oleh cipratan darah.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: eye level
Type of shot:
close up
Lighting: key dari
kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions
& movement: sedikit tegang karena habis membunuh seseorang.
Property: tidak
ada
Kostum: setelan
jas
Make up: terdapat
cipratan darah pada wajah
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- darah si korban yang berlumuran di lantai bergerak kea rah sebaliknya.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: posisi
memutar 180 °.
Type of shot:
close up
Lighting:
backlight
Figure expressions
& movement: - .
Property: darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- selongsong peluru tergeletak di lantai
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: high angle
Type of shot:
close up
Lighting:
backlight
Figure expressions
& movement: - .
Property:
selongsong peluru
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- kacamata korban tergeletak di lantai yang di penuhi dengan darah.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: high angle
Type of shot:
close up
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions
& movement: - .
Property: kacamata
dan darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- mayat korban tergeletak dilantai yang dipenuhi darah dengan kacamatanya disampingnya.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: high angle
Type of shot:
medium
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions
& movement: tokoh mayat tergeletak
Property: kacamata
dan darah
Kostum: jaket
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- tokoh penembak menunduk menyambut pistol yang ada di lantai sampai kembali ke tangannya.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: low angle
Type of shot:
medium
Lighting: key dari
kanan frame, fill dari kiri frame.
Figure expressions
& movement: tokoh penembak menunduk menyambut pistol yang ada di lantai
sampai kembali ke tangannya
Property: pistol
Kostum: setelan
jas
Make up: terdapat
cipratan darah pada wajah.
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk
meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang
seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- selongsong peluru yang ada di lantai bergerak naik.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: high angle
Type of shot:
close up
Lighting:
backlight
Figure expressions
& movement: selongsong bergerak naik.
Property:
selongsong peluru
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- kacamata korban yang tergeletak di lantai bergerak naik, darah yang berceceran juga bergerak naik.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: high angle
Type of shot:
close up
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions
& movement: darah dan kacamata bergerak naik.
Property: kacamata
dan darah
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: room tone
Written text: tidak ada.
- tubuh tokoh penembak bergetar karena habis menembak.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
follow subject
Angle: eye level
Type of shot:
medium
Setting: rumah
kosong
Lighting: key dari
kanan frame, fill dari kiri frame
Figure expressions
& movement: tubuh tokoh penembak bergetar karena habis menembak.
Property: pistol
Kostum: setelan
jas
Make up: terdapat
cipratan darah pada wajah
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: sisa- sisa suara
tembakan.
Written text: tidak ada.
- selongsong peluru masuk kembali ke magazinnya.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: eye level
Type of shot:
close up
Lighting: key dari
kanan frame, fill dari kiri frame.
Figure expressions
& movement: selongsong peluru masuk kembali ke magazinnya.
Property:
selongsong peluru dan pistol.
Kostum: -
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: suara selongsong
peluru keluar dari magazinnya.
Written text: tidak ada.
- tokoh penembak menembak korbannya.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: eye level
Type of shot:
medium
Setting: rumah
kosong
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions
& movement: tokoh penembak menembak korbannya.
Property:
selongsong peluru, pistol dan kacamata.
Kostum: setelan
jas dan jaket
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tidak ada
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: suara tembakan.
Written text: tidak ada.
- tokoh penembak menembak korbannya yang langsung berteriak.
Gambar.
Lensa: tele
Camera movement:
still
Angle: eye level
Type of shot:
medium
Setting: rumah
kosong
Lighting: key dari
kiri frame, fill dari kanan frame.
Figure expressions
& movement: tokoh penembak menembak korbannya.
Property:
selongsong peluru, pistol dan kacamata.
Kostum: setelan
jas dan jaket
Make up: -
Special movement:
rewind
Speech: tokoh korban yang
berteriak.
Musik: untuk meningkatkan
mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang seolah- olah
dapat menimbulkan tanda tanya.
Noise: suara tembakan.
Written text: tidak ada.
KESIMPULAN
Demikianlah
pemecahan scene mikrokosme film memento yang saya bagi berdasarkan shot.
Setelah shot- shot itu kembali di pecah menjadi mastercode sampai minimal unit,
barulah dapat dilakukan analisa terhadap film tersebut. Saya akan berusaha
membuka arti dari film memento ini secara general, karena walaupun dipecah
sampai sekecil apapun maka maksud keseluruhannya adalah sama. Yang akan saya
lakukan adalah menganalisa menggunakan mastercodenya, yaitu lima jalur pesan yang telah saya jabarkan di
atas. Sekali lagi saya tekankan, analisa ini adalah secara general berdasarkan
scene awal film memento melalui lima
jalur pesan menurut Christian Metz.
Gambar.
Jalur pesan yang
pertama ini saya bagi menjadi dua yaitu fotografis dan movement. Dalam hal
fotografis, ke konsistenan scene ini adalah dalam hal penggunaan lensa. Lensa
tele digunakan dalam seluruh shot di film ini. Mengacu pada efek yang di
timbulkan oleh lensa tele, maka dapat di artikan bahwa segala sesuatu itu tidak
dapat kita ketahui sepenuhnya dan bahwa masih banyak rahasia di sekitar kita.
Sedangkan ke konsistenan dalam hal movement adalah scene ini bergerak rewind.
Ini berarti berhubungan dengan waktu. Sudah sejak dahulu diketahui bahwa waktu
tidak selalu berjalan maju atau linier, waktu bisa saja non linier.
Speech
Untuk jalur pesan
yang satu ini saya tidak dapat menulis terlalu banyak karena dalam scene ini speech
tidak mendominasi, malahan hanya ada beberapa detik di akhir scene dan hanya
diucapkan oleh satu tokoh. Ucapan itu adalah ketika korban hendak ditembak,
sedangkan kata yang diucapkannya adalah “what?”. Ini berarti ada di dalam hidup
kita semacam kejutan- kejutan yang kita sendiri tidak akan menyangkanya sampai
kita berkata “apa?”
Music
Digunakan untuk
meningkatkan mood adegan. Sejenis musik misteri, atau setidaknya musik yang
seolah- olah dapat menimbulkan tanda tanya. Seperti hidup, selalu penuh misteri.
Noise
Scene ini noise
yang paling sering digunakan adalah room tone. Room tone adalah atmosfer pada
ruang tertutup, hanya itu. Tidak ada bisa menjelaskan suara apa itu, jawabannya
hanya room tone. Artinya adalah segala sesuatu itu tidak semuanya bisa
dipastikan, yang ada hanyalah kemungkinan.
Written Text.
Jalur pesan yang
terakhir ini hanya ada pada shot pertama, tulisannya adalah para kru inti
pembuat film ini. Yang kita tau adalah nama dan posisi mereka, kita tidak
melihat wajah mereka. Maksudnya adalah bahwa segala sesuatu itu tidak dapat
kita ketahui sepenuhnya dan bahwa masih banyak rahasia di sekitar kita.
Seperti setiap
analisa semiotika film yang bersifat subjektif, maka begitulah analisa film
memento ini.
penulis tulisan diatas adalah Saudari Puput... share disini tulisannya gak apa2 ya put?? piss
BalasHapusPuput (Kus Pujiati) alumni IKJ, KAjian Cinema. sekarang lagi di Sorbone Prancis... keren yah
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus