Teori Film
Jumat, 07 Mei 2010
“THEORIES AND METHODS CULTURAL STUDIES & THE STUDY OF POPULAR CULTURE” (John Storey, Edinburgh University 1996)
Tujuan dari buku ini dibagi kedalam dua bagian:
1) untuk memperkenalkan pada akademisi dan untuk memikat para pembacanya tentang Study of Contemporary Popular Culture.
2) Untuk menyiratkan pemetaan akan perkembangan CultureStudies menyangkut berbagai range diskusi terhadap teori dan metode dalam Study Popular Culture.
Buku ini bukan untuk membuat elaborasi pemetaan (yang sah) terhadap Cultural Studies, tetapi stidaknya tujuan buku ini lebih mengarahkan kedekatan antara sebuah signifikasi dan konstribusi terhadap perkembangan Cultural Studies, yang dikaitkan dengan kemunculan Study Contemporary Popular Cultur. Dengan harapan buku ini menjadi provider yang bisa digunakan untuk memperkenalkan teori dan metode yang dapat digunakan akademisi dalam praktisnya dan juga menjadi sudut pandang bagi para kritikus untuk menjadikan hal ini menjadi lebih familiar dengan prosedur dan aturan aturan dari Cultural Studies.
Cultural Studies & Popular Culture
Cultural Studies bukan sebuah teori dan metode tunggal. (Stuart Hall, (1992) membuat pendefinisian:
Cultural Studies memilki wacana yang komplex/ multiple discourse,
• Merupakan suguhan atas berbagai perbedaan historis.
• Merupakan sebuah keutuhan dari berbagai formasi/ formula teks, diman hal tersebut memiliki perbedaan hubungan dan momen dimasa lampau.
• Merupakan penggabungan dan pengayaan dari berbagai cara pandang, yang senantiasa terdapat ketidakstabilan bentuk/ formasi.
• Dimana didalamnya terdapat bebagai pola pikir, bahwa kebanyakan orang telah berada dan sedang berada dalam posisi yang berbeda terhadap teori yang terbentuk.
Cultural Studies selalu membuka wacana ilmiah, yang merupakan respon atas kondisi historis dan politik yang selalu ditandai dengan perdebatan, bantahan dan intervensi.
Diawal 1970 Cultural Studies ditentang oleh kalagan Feminism , permasalahan mereka dititik beratkan pada masalah gender. Lalu tanggapan dari Black Student yang mempertanyakan ketidakhadiran masalah ras terhadap berbagai analisa dalam Cultural Studies. Simpelnya, saat itu dianggap tidak mungkin/ tidak etis untuk membicarakan Cultural Studies dan Popular Culture tanpa membicarakan perihal tentang konstribusi besar yang diberikan Feminism terhadap Study of Popular Culture.
Diera ini, hal semacam ini merupakan sebuah koneksi yang menjauh dari bentuk nyatanya, sama seperti perihal feminis, ras, dan konsep Marxis yang menjadi wacana interest Cultural Studies.
Meskipun hal ini adalah semacam kekeliruan dan kemungkinan besar tidak dibutuhkan, bahwa ada batasan batasan oleh Academic Orthodox terhadap Cultural Studies. Hal hal inilah yang memungkinkan untuk diangkat kembali dengan maksud sebagai introduction dan beberapa dari hal ini merupakan dasar perkiraan.
Kebudayaan dalam Cultural Studies didefenisikan sebagai politically melebihi estetika. Object dari study dalam Cultural Studies bukan berarti Culture dalam pengertian awal. (bersambung)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar