Teori Film
Minggu, 31 Januari 2010
Kesimpulan dari tulisan (mencari Identitas Auteur film Nasional)
A. Auteur dan Kontekstual.
Film film Rako dalam kontekstual berbicara Author as social subject, bahwa sutradara adalah subject dalam melihat dan merepresentasikan sebuah issue sosial, Faktor subjektifitas social tersebut melahirkan seperangkat konsep, gagasan, struktur maupun formasi ideologis yang merupakan refleksi kegelisahan seorang author atau sutradara atas gejala social politik ditempat dia berada yang terkadang mengakibatkan polemic tertentu yang berujung pada terbentuknya pada peleburan visi, polemik yang dihadapinya adalah multikultur.
Penjabaran multikulturalisme sebagai salah satu payung besarnya sekaligus pintu masuknya kedalam kompleksivitas ruang film. Ia mengusung status sosial tertentu yang dianggap bertolak belakang dan melihat kembali budaya yang berusaha disingkirkan sebagai salah satu bentuk yang bisa menempati ruang didalam film. Melalui film, ia berbicara sebagai generasi muda dalam melihat keragaman kultur dan status yang dimiliki Indonesia.
Kata Kunci: Author as social subject: menjadikan film film Rako berada dalam lingkup Kaum muda yang dihadapkan pada gaya hidup metropolitan, kekuatan etnis, dan kritik mitos
B. Auteur dan Biografi.
Point 1.
- Masa kecil berpindah pindah tempat.
- Waktu di SD teman bermainnya dari etnis China.
Teman berbeda etnis, meniru sesuatu yang tidak ada pada dirinya adalah point saya mengartikan multikultur.
Point 2.
- Kelas satu SMP dapat hadiah kamera video 8.
- Film Hollywood dan Hongkong
- Srimulat dan Wayang Bharata.
Mulai mengenal media visual dan kekuatan dibalik media visual. Pemicu dalam bawah sadar mulai diasah, dengan referensi medium-media lain.
Point 3.
- Over Confidance (obsesi-meniru, rock star, film star, perform didepan tamu, dan kitab silat)
- Band Kiss, tokoh Superman, The Deer Hunter, Six Million Dolar Man. Karakter Prince Lea dalam film Star Wars dengan bikini gold-nya.
Muncul ketertarikan masalah costum make-up dan aksi. Sangat lumrah jika masa kecil segala sesuatu yang asing atau yang tidak ada pada diri kita itu menarik.
Point 4.
- Anak muda Jobless karena terobsesi jadi anak Band, dan bisa dibilang gagal.
Asumsi secara tidak langsung, Rako berbicara tentang dirinya sendiri melalui karakter (Karakter Pria) didalam filmnya.
C. Auteur dan Tematik
Konsistensi tema dalam film Rako antara lain mencakup:
- Perempuan lebih ‘kuat’ dari lelaki. Perempuan adalah kekuatan.
- Yang lemah menjadi kuat, yang kuat menyadari kelemahannya. (closure film)
- Pengaruh kota-metropolitan. (setting).
- Setiap yang bernyawa memiliki hasrat-cinta. Sex menyimpang adalah sikap.
- Multigender
- Pengaruh kebudayaan mitos Jawa dan tradisi China .
D. Auteur dan Naratif.
Konsistensi naratif film Rako mengembangkan ‘Struktur Hollywood Klasik’, dengan menonjolkan ciri antara lain:
• Cerita berlangsung karena adanya narasi kausalitas sebagai pemicu dari rangkaian peristiwa.
• Identifikasi tokoh dengan jelas. (babak 1/opening)
• Menghadirkan konflik, tokoh utama dilanda krisis. (babak 2/ development)
• Cerita mengalirkan suspense. (babak 2/ development)
• Cerita menuju klimaks dan anti klimaks. (babak/3 closure)
• Plot selalu berkembang (babak 2/ development) dan merupakan kronologis dari plot utama (goal, need, desire).
• Protagonis adalah tokoh sentral, aktif, namun terkadang orientasi dan motivasinya tidak positif, sehingga muncul tokoh ke-2 yang menjadikan tujuan protagonis menjadi positif.
E. Auteur dan Stylistik.
• Episentrum untuk dramatisir adegan dan suspense melibatkan gerak kamera.
• Peranan kostum sebagai penyajian gagasan lebih bersifat untuk menyimpulkan, bukan menampilkan suatu bagian dari kehidupan real atas cara pandang yang umum kedalam frame.
• Kecenderungan menggunakan fast cutting (fast cutting to introduce a character)
• Akting yang over-confidance, spontan yang mengandalkan improvisasi. gaya bicara deklamatoris untuk menciptakan sikap kritis
• Penceritaan dari point of view orang ke 3.
• Penciptaan depth of field
• Bahasa sangat menonjol sehingga terkesan verbal untuk menghindari narasi.
• Penggunaan musik untuk sesaat menghentikan atau mengalihkan aksi.
• Editing klasik, No shots stands alone.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar