Tulisan ini adalah tanya jawab saya dengan Peneliti Echinodermata, yang melakukan ekspedisi widya nusantara ke pulau Sumba di Augustus 2016
Nama saya
Ana Setiastuti. Saya dari pusat penelitian Oseanografi dalam ekspedisi ewin ini.
Saya mengerjakan /peneliti biota Teripang, yang saya kerjakan salahsatunya
adalah mencari tahu konektifitas atau hubungan teripang-teripang yang di
temukan di setiap lokasi yang telah ditentukan yang kita singgahi, nanti didapatkan data teripang ini baik asal maupun jenisnya.
Harapan
nya dengan mengikuti ekspedisi Widya Nusantara ini adalah untuk mendapatkan
data, karena minim data sama
sekali tentang Sumba, baik mengenai koleksi biota, maupun parameter-parameter
yang lain.
Dalam
imajinasi saya, Sumba ini berasal dari benturan antar lempeng bumi, harapan nya
adalah ketika saya sampai disini saya bisa menemukan biota-biota yang mungkin
berbeda dengan yang tempat yang lain nya.
Sebenarnya
ini adalah geomorfologi, mungkin dari teman-teman geologi bisa menjelas kan
sejarah terbentuk nya paparan sunda,
Indonesia berada di paparan sunda, pulau Sumba ini salah satu nya termasuk ke bagian
lester sunda. Lester sunda ini secara biologi umur nya masih muda di banding
kan pulau-pulau lain yang ada di Indonesia, karena ini terbentuk adanya
pergeseran lempeng bumi sehingga membentuk pulau itu sepanjang jalur itu.
Penanya : Adakah teripang yang unik disini?
Narasumber : Belum ada, semuanya spesies yang umum di
dapat.
Penanya :
Boleh di ceritakan
proses saat penelitian itu seperti apa?
Narasumber : untuk eksplorasi biota teripang, tim biologi harus mencapai pesisir dengan
menggunakan perahu karet, kemudian saat sampai di pesisir kita harus orientasi
pesisir, yaitu untuk mendapatkan habitat yang tepat mengekpolari teripang jadi
di satu titik itu kita harus kelilingi dulu untuk mencari teripang atau habitat
nya.
Kapal Baruna Jaya VIII, Kapal Riset LIPI
Penanya :
Apa sih keunggulan
teripang? Apa yang membuat teripang berbeda?
Narasumber : Teripang adalah timun laut yang di
komersil kan, yang di konsumsi oleh masyarakat dan masuk dalam wilayah perdagangan.
Indonesia
hingga sekarang 2016 mengkategorikan teripang dalam perdagangan itu hanya “Teripang”
faktanya itu adalah multi spesies atau multi jenis.
Data
terakhir yang saya eksplorasi tahun kemarin, ada 54 jenis masuk perdagangan
dari dulu hingga saat ini.
sebenarnya
teripang itu tidak hanya 1 jenis yang masuk perdagangan dan itu itu banyak
jenis .
Kemudian
fakta nya semakin kesini (tahun-tahun sekarang ) data dari masyarakat yang
tidak tertulis dalam publikasi mengatakan bahwa teripang itu semakin sulit
untuk di temui di alam.
Jadi
salah satu tujuan ke Sumba adalah untuk membuktikan itu, apakah benar
masyarakat disini mengeksploitasi? Apakah benar ada pengepul-pengepul tengkulak
kesini?
Penanya
: Dan apa hasil nya?
Narasumber : Masyarakat disini tidak mengekploitasi
untuk di jual tetapi mereka mengambil nya untuk di makan itu pun ngambil nya
kadang-kadang ketika mereka menginginkan. Jadi memang belum terlalu di eksplor
hasil laut nya disini khusus nya untuk teripang.
Penanya :
Bisa di jelaskan
kesimpulan hasil ekspedisi ini khusus nya untuk penelitian teripang?
Narasumber : Jadi hasil yang sudah di dapatkan
sudah lumayan cukup jauh, saya hanya bisa berbicara tentang diversity keragaman
jenis yang di dapat. Jadi di Sumba ini susah sekali mencari teripang
kemungkinan di Sumba ini miskin akan teripang nya.
Penanya :
Adakah saran untuk
masyarakat atau pemerintah yang mau di berikan?
Narasumber : Sepertinya tidak ada karena mereka tidak
mengeksploitasi nya, mereka mengambil tidak untuk di jual tapi mereka mengambil
untuk di makan saja.
Penanya :
Mungkin tidak kalau
misalkan seumpama teripang itu di budidaya kan disini?
Narasumber : Sebenarnya mengkonsumsi teripang itu
bukan masyarakat lokal tetapi kebanyakan teripang itu di eksploitasi, konsumen
utama nya adalah warga China. Jadi kalau memang permintaan pasar luar itu
tinggi itu tidak apa-apa membuat budidaya disini tetapi apakah masyarakat nya
mau melakukan budidaya itu.